Seperti yang diketahui, lambung menghasilkan asam lambung
untuk mencerna makanan yang masuk sehingga makanan yang masuk akan lebih mudah
dicerna di usus. Selain itu, asam lambung juga mencegah kuman masuk ke dalam
saluran pencernaan. Karena banyak
mikroorganisme yang tidak tahan asam.
Untuk melindungi dirinya sendiri, lapisan
mukosa lambung dilapisi oleh lapisan seperti jel, agar asam lambung yang
dihasilkan tidak melukai permukaan mukosa lambung. Menurut para peneliti,
sampai saat ini tidak ditemukan bukti yang cukup kuat jika stres akan menaikkan
asam lambung. Justru yang terjadi adalah sebaliknya. Saat seseorang mengalami
stress, asam lambung yang dihasilkan justru normal atau menurun.
Tetapi saat
stress, tubuh seseorang akan menjadi lebih sensitif, akibatnya saat asam
lambung yang diproduksi sama atau bahkan lebih sedikit, tetapi tubuh seseorang
meresponnya dengan berlebihan sehingga rasa tidak nyaman di lambung akan lebih
terasa.
Teori lain mengatakan saat seseorang mengalami stress, maka lapisan
pelindung mukosa lambung akan menjadi lebih rentan, sehingga asam lambung pun
akan lebih mudah mengiritasi lapisan lambung sehingga menghasilkan rasa nyeri.
Lalu mengenai stress dan typhoid tidak ditemukan hubungan yang berarti. Typhoid
lebih ditekankan kepada kondisi sanitasi yang buruk dan higienitas seseorang
yang kurang. Tetapi mungkin saja, penderita typhoid yang sebelumnya tidak
mendapatkan pengobatan secara tuntas, sehingga di dalam tubuhnya masih ada
bakteri penyebab typhoid. Seseorang yang masih memiliki bakteri typhoid di
dalam tubuhnya disebut sebagai carrier. Saat seseorang mengalami stress, maka
seluruh mekanisme di dalam tubuhnya berubah, sehingga daya tahan tubuh pun
menjadi lebih melemah. Mungkin di saat seperti inilah, bakteri penyebab typhoid
yang masih berada di dalam saluran pencernaan kembali menyerang saluran
pencernaan. Hal-hal yang dapat Anda lakukan :
- Mengurangi faktor
pencetus stress
- Menjalani hidup
dengan lebih santai
- Menjaga higienitas
diri dengan baik
- Mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan dan juga sebelum mengolah makanan
- Hindari membeli
makanan di luar yang kebersihannya masih dipertanyakan
- Memakan makanan
yang telah matang
Orang yang tidak mampu mengendalikan stres yang dialaminya
dapat mengalami nyeri kepala, nyeri perut, maag, asam lambung tinggi, gangguan
tidur, penyakit tertentu, dan depresi. Stres dapat dikendalikan dengan membuat
jurnal atau catatan harian, meditasi, olahraga, membicarakan masalah dengan
orang lain, atau melakukan aktivitas yang disukai.
Penyebab stres
Berbagai hal dapat menyebabkan stres. Kita dapat mengalami
stres pada saat wawancara kerja, menjalani ujian sekolah, atau mengikuti
perlombaan. Stres jangka pendek seperti itu merupakan hal yang wajar. Stres
jangka panjang (kronik) disebabkan oleh suatu peristiwa atau situasi yang
menimbulkan stres untuk waktu yang lama, misalnya masalah di tempat kerja atau
perseteruan dengan anggota keluarga. Seiring dengan berjalannya waktu, stres
yang berkepanjangan dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik.
Masalah pribadi yang dapat menimbulkan stres contohnya:
Masalah kesehatan,
terutama jika menderita penyakit kronis.
Masalah emosional,
misalnya kemarahan yang tidak bisa diungkapkan, depresi, kesedihan, rasa
bersalah, atau kurang percaya diri.
Masalah hubungan
personal, misalnya masalah dengan teman atau merasa tidak punya teman.
Perubahan hidup
yang drastis, misalnya kematian orang yang disayangi, diberhentikan dari
pekerjaan, menikah, atau pindah ke kota lain.
Keluarga, misalnya
ada keluarga yang mengalami stres atau menderita penyakit serius.
Konflik batin.
Contohnya, seseorang yang sangat menyayangi keluarganya, tetapi tidak bisa
menghabiskan banyak waktu dengan keluarganya.
Masalah sosial dan pekerjaan yang dapat menyebabkan stres di
antaranya:
Hidup di
lingkungan yang terlalu padat, kriminalitas tinggi, polusi, atau kebisingan
dapat menimbulkan stres kronik.
Situasi sosial.
Tidak punya uang untuk membayar hutang, merasa tidak punya teman, atau adanya
diskriminasi sosial juga dapat menimbulkan stres.
Tidak menyukai
pekerjaan yang dilakoni atau tuntutan pekerjaan yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan stres.
Dampak dari stres
Stres dapat menimbulkan perubahan dalam tubuh. Selain itu,
stres juga mempengaruhi emosi. Beberapa gejala stres di antaranya: denyut
jantung cepat, nyeri kepala, kaku leher dan/atau bahu, nyeri punggung, napas
cepat, berkeringat, nyeri perut, mual, atau diare. Seiring berjalannya waktu,
stres juga dapat mempengaruhi:
- Sistem kekebalan
tubuh. Stres yang terus-menerus dapat membuat orang mudah untuk jatuh sakit.
- Stres berhubungan
dengan tekanan darah tinggi, denyut jantung abnormal (aritmia), dan sumbatan
pembuluh darah (aterosklerosis). Stres juga berhubungan dengan penyakit jantung
koroner, serangan jantung, dan gagal jantung.
- Ketegangan
terus-menerus karena stres dapat menimbulkan nyeri pada leher, bahu, dan
pinggang.
- Saluran cerna.
Stres dapat memperburuk penyakit lambung dan usus, Seperti Sakit Maag Kronis,
Asam Lambung Tinggi.
- Organ reproduksi.
Stres berhubungan dengan kesuburan yang rendah, gangguan ereksi, masalah dalam
kehamilan, dan nyeri saat menstruasi.
- Paru-paru. Stres
dapat membuat gejala asma dan penyakit paru obstruktif kronik semakin berat.
- Masalah kulit
seperti jerawat dan psoriasis dapat diperburuk oleh stres.
Reaksi ekstrim stres disebut dengan serangan panik. Serangan
panik adala rasa cemas atau ketakutan yang muncul secara tiba-tiba dan sangat
berat hingga membuat seseorang sulit bernapas, pusing, atau jantung berdebar
kencang. Orang yang mengalami serangan panik mungkin merasa seperti mengalami
serangan jantung atau seperti akan mati. Penyebab serangan panik ini masih
belum dapat dijelaskan, tetapi dapat terjadi pada tingkat stres yang tinggi
dalam waktu yang lama.
Tanda-tanda stres juga dapat dilihat dari pola pikir,
tindakan, dan perasaan. Orang yang mengalami stres dapat:
- Merasa sulit untuk
mengatasi bahkan masalah kecil sekalipun
- Merasa frustasi,
mudah marah pada orang lain tanpa alasan yang jelas
- Mudah kaget
- Sulit fokus pada
satu pekerjaan
- Terlalu khawatir
dengan hal-hal kecil yang tidak penting
- Merasa banyak
melakukan kesalahan karena tidak bisa bertindak cepat
- Membayangkan
hal-hal buruk akan terjadi
Pengaruh stres pada seseorang bergantung pada berbagai hal
seperti: kepribadian, pendidikan dalam keluarga, opini terhadap stres, strategi
untuk menghadapi stres, dan sukungan sosial.
Mengukur stres
Merasakan stres adalah fakta yang terjadi di dalam hidup
hampir semua orang. Namun, pengaruhnya berbeda-beda pada tiap orang. Hal yang
menyebabkan stres pada satu orang mungkin bukan apa-apa bagi orang lain. Hanya
diri sendiri yang bisa mengetahui tingkat stres yang dialaminya. Tanyakan
pertanyaan ini pada diri sendiri untuk mengetahui penyebab stres:
- Berasal dari
manakah stres yang dialami? Apakah diri sendiri, keluarga, atau pekerjaan?
- Apakah ada
perubahan hidup yang drastis yang baru saja terjadi (misalnya baru menikah,
pindah ke kota lain, atau berganti pekerjaan)?
- Apakah keyakinan
diri yang menyebabkan stres (misalnya prinsip hidup, tujuan hidup, atau
cita-cita yang belum tercapai)?
- Bangaimana cara diri sendiri menghadapi stres
(misalnya dengan tidur atau melakukan aktivitas lain)?
Cara untuk mengurangi stres
Cara yang terbaik dalam menajemen stres adalah dengan
mempelajari strategi untuk menghadapi stres secara sehat. Cobalah satu atau
beberapa tips sampai menemukan cara yang paling cocok untuk diri sendiri. Jika
sudah ketemu yang cocok, lakukan berulang kali sampai hal tersebut menjadi
sebuah kebiasaan. Beberapa teknik untuk mengurangi stres berfokus pada
relaksasi pikiran dan badan.
Cara-cara untuk merelaksasikan pikiran antara lain:
- Cobalah untuk
menuliskan hal-hal yang mengganggu pikiran. Tuliskan peristiwa-peristiwa yang
menimbulkan stres dan semua yang dirasakan dalam menghadapi peristiwa tersebut
secara rutin setiap hari. Cobalah lacak hal-hal yang menimbulkan stres sehingga
akhirnya menemukan cara yang terbaik untuk menghadapi stres tersebut.
- Ungkapkan
perasaan. Katakanlah, tertawalah, menangislah, dan luapkanlah kemarahan, semua
hal ingin diungkapkan. Membicarakan masalah yang dialami dengan keluarga,
teman, psikolog, atau tokoh agama merupakan cara yang sehat untuk mengurangi
stres.
- Lakukan hal yang
disenangi. Kadang orang merasa terlalu sibuk untuk melakukan hal-hal seperti
ini, tetapi meluangkan waktu untuk melakukan hobi atau kegiatan yang disukai
dapat membuat kita tenang. Contohnya berkebun, membuat kerajinan tangan,
memlihara binatang, atau melakukan aktivitas sosial.
- Fokus pada apa
yang dihadapi saat ini. Meditasi dapat membantu memfokuskan perhatian pada
hal-hal yang terjadi saat ini.
Sedangkan cara untuk merelaksasikan tubuh di antaranya:
Olahraga merupakan
salah satu cara yang terbaik untuk mengendalikan stres. Berjalan kaki merupakan
cara yang baik untuk mengawalinya. Bahkan aktivitas sehari-hari seperti
membersihkan rumah atau halaman rumah juga dapat mengurangi stres. Olahraga
juga perlu dilakukan untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena stres.
Cobalah lakukan
teknik-teknik relaksasi, seperti yoga, teknik pernapasan, dan relaksasi otot.
Cara untuk menghindari stres
Stres merupakan bagian dari hidup yang tidak selalu bisa dihindari.
Namun, kita dapat mencoba untuk menghindari situasi yang menyebabkan stres dan
mengatur bagaimana cara kita untuk menghadapinya. Cobalah untuk membuat
beberapa perubahan dalam hidup untuk menghindari situasi yang dapat menyebabkan
stres. Berikut ini ada beberapa tips.
- Manajemen waktu.
Manajemen waktu merupakan cara untuk memiliki waktu untuk melakukan hal-hal
yang ingin dan perlu dilakukan. Manajemen waktu dapat membantu memutuskan mana
yang harus dilakukan lebih dulu dan mana yang bisa ditunda. Mengatur waktu
dapat membuat hidup lebih mudah dan lebih bermakna.
- Perhatikan gaya
hidup. Seimbangkan kebutuhan pribadi, keluarga, dan pekerjaan. Tentukan tujuan
hidup dan lakukan aktivitas yang bermanfaat. Istirahat yang cukup. Makan
makanan yang sehat serta hindari rokok dan alkohol. Olahraga teratur.
- Mencari dukungan
dari keluarga, teman, dan masyarakat. Dukungan orang lain membawa dampak yang
besar dalam menghadapi stres.
- Ubah pola pikir.
Singkirkan semua pikiran negatif yang selalu berfokus pada sisi buruk dan bukan
sisi baik sebuah keadaan. Berpikirlah positif dan ambil hikmah dari semua
peristiwa yang terjadi.